telah kudirikan sebuah kota di
setapak bukit berbatu tepat di jantungku
kugantung matahari dari pecahan
senyummu, hanya agar siang tak terlalu cepat membeku
jika malam tiba, kutempatkan bintang
yang berjatuhan dari air matamu
tak lupa kutiupkan mimpi sebagai apa
yang menyelimuti kota-kotaku
jangan salah dulu
mereka adalah apa yang berkegiatan
di kepala dan dadaku
apa yang berlalu-lalang,
berbising-asing, bertubruk-tabrakan di ingatanku
rindu adalah penduduknya, dan kenangan
tentangmu adalah jalan-jalannya
bisakah kau jelaskan
seberapa riuh saat semuanya menujumu
bersama-sama dengan penuh keheranan?
kutempatkan pepohonan di kanan dan
kiri kota
kudirikan taman-taman yang menaungi
muda-mudi yang memadu cinta
agar mereka tak merasakan hal yang
sama, ketika segalaku kauanggap tiada
mampukah kau tuturkan
seberapa iri aku melihat keteguhan
hati mereka dalam penantian?
kau bisa melihatnya dari kejauhan
kau bisa melihatnya